Tak sedikit orang tua yang mengeluhkan tingkah laku anak-anak mereka yang amat aktif. Dari pagi sejak bangun tidur sampai malam hari menjelang waktunya tidur anak-anak tidak bisa diam dan tetap bergerak tanpa mengenal lelah.
Tingkah laku anak yang tetap “aktif” memang sangatlah wajar. Karena pada dasarnya masa kanak-kanak adalah masa dimana anak belajar mengenal lingkungannya melalui beragam macam aktivitas gerak. Tetapi, ada beberapa anak yang aktivitas geraknya berlebihan, susah diatur, nakal dan suka membuat onar. Kalau udah layaknya ini, umumnya orang tua langsung beranggap dan melabeli anaknya sebagai anak yang hiperaktif.
Sekilas memang susah membedakan pada anak aktif dan hiperaktif. Tapi memang kami bisa membedakan pada anak aktif “normal” dengan anak yang hiperaktif. Seperti apa perbedaannya?
• Anak aktif adalah anak yang punya kelebihan daya dan punya aktivitas gerak lebih tinggi dibandingkan anak-anak lainnya. Otaknya normal tanpa gangguan.
• Anak hiperaktif adalah anak yang punya gangguan tingkah laku yang disebabkan oleh pertumbuhan otak yang tidak normal. Hiperaktif dikenal terhitung dengan sebutan “Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD). Penyebab lainnya adalah situasi gangguan di kepala misalnya dulu jatuh atau kepala terbentur dengan keras, gegar otak, dampak lingkungan, dan temperamen bawaan sejak anak lahir. Perilaku anak amat aktif melalui batas kewajaran. Ia tidak bisa mengontrol emosi dan aktivitas geraknya.
Ciri-ciri anak aktif:
a. Fokus.
Ketika laksanakan suatu aktivitas misalnya merangkai puzzle anak bisa berkonsentrasi dam menyelesaikannya dengan baik secara tenang.
b. Beristirahat disaat lelah.
Anak berhenti laksanakan aktivitas disaat merasa penat dan langsung beristirahat.
c. Penurut dan sudi berbagi.
Mematuhi apa yang dikatakan orang tua misalnya untuk memelihara mainannya, bukan merusaknya.
d. Memiliki kesabaran dan tidak suka usil mengganggu orang lain.
e. Bisa bermain dengan tenang dan terkecuali bicara suaranya tidak keras.
Ciri-ciri anak hiperaktif:
a. Tidak fokus dan tidak bisa selesaikan tugas yang diberikan atau permainannya.
Anak tidak bisa konsentrasi dan cepat merasa jemu didalam bermain, misalnya pas bermain lego belum selesai merangkainya anak udah berpindah pada permainan lainnya.
b. Tidak mengenal penat dan suka laksanakan gerakan tanpa obyek yang jelas.
Selalu saja ada hal yang membuatnya bergerak, misalnya berlompat berasal dari atas kursi ke kursi lainnya, menggoyangkan kaki di bawah meja, berguling dan memanjat di tempat yang bukan selayaknya, mengangkat kedua tangan ke atas dan berlari keliling rumah dan mengepakan “sayap” layaknya burung atau pesawat. Mengetuk meja dengan peralatan makan pas di meja makan dan jarang mengantuk atau sedikit tidur.
c. Suka menentang, memberontak, tidak sudi share dan suka merusak.
Anak tidak bisa dilarang. Ketika diberitahu untuk tidak menyebabkan kerusakan mainannya, anak tidak mematuhi nasihat orang tua dan cenderung menyebabkan kerusakan mainannya. Cepat emosi ketik keinginannya tidak bisa dipenuhi.
d. Tidak punya kesabaran dan suka usil menggangu orang lain.
Suka menyerobot barisan, tidak sudi menanti giliran, mengajak rekan bicara pas jam pelajaran di kelas berlangsung, mendorong atau memukul rekan tanpa sebab.
e. Tidak bisa tenang meskipun sebentar saja, misalnya pas dibacakan dongeng menjelang tidur pun tangannya konsisten bergerak atau sambil berguling dan melompat di atas tempat tidur.
f. Anak banyak bicara dengan suara keras dan cenderung berteriak. Suka menyela obrolan orang lain.
g. Agresif, kesusahan bergaul dan suka melacak perhatian orang lain.
Memiliki anak-anak yang hiperaktif adalah tantangan bagi para orang tuanya. Anak hiperaktif butuh lebih banyak perhatian, disiplin dan terhitung sikap berkesinambungan berasal dari orang tuanya. (SC/Diolah berasal dari beragam sumber)
No comments:
Post a Comment